BATASAN SANTAP LEBARAN BAGI PENGIDAP PENYAKIT TERTENTU
Oleh Tarmizi, B.Sc., S.Pd
Kehadiran lebaran selalu disambut dengan gembira oleh segenap
lapisan. Bisanya seluruh keluarga bersantap bersama. Tidak terkecuali
bagi penderita penyakit tertentu. Padahal tidak semua santapan lebaran
aman bagi mereka.
Lebaran sering dirayakan selayak pesta akbar. Padahal intinya, hanya
untuk memeriahkan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. menahan
godaan hawa nafsu. Bagi segelintir orang juga dianggap sebagai awal
kemerdekaan dari kekangan. Tidak jarang pula, mereka yang berpenyakit
1upa menghindari makanan yang dipantangkan.
Makanlah secukupnya
Maraknya makanan dan minuman hidangan lebaran terkadang membuat lupa
diri. Ditambah lagi kebiasaan jamu-menjamu yang yang sering harus
ditempuh karena sudah tradisi. kalau tidak mau dianggap melanggar adat.
Belum lagi bagi yang menganggap lebaran sebagai ajang pelepas semua
keinginan setelah dikekang sebulan. Akibatnya, banyak yang susah
mengontrol makanan selama berhari raya.
Menurut salah seorang ahli gizi dari FKUI. Dr.H.R.Rachmad Soegih,
walau sedang lebaran, tetap perlu mengontrol makanan, terutama bagi
penderita penyakit tertentu yang salah satu terapinya dengan diet.
Porsi makanan berlebihan, selain meningkatkan intake zat gizi juga
memicu timbulnya rasa sesak napas. Sesak biasanya akan mengkhawatirkan
dan membuat repot, apalagi bila terjadi pada tempat jamuan makan.
Menghindari diri dari konsumsi makanan gorengan, bana k santan .
dan jumlah berlebihan adalah sikap bijaksana agar suka cita lebaran
tidak direpotkan kegaduhan karena penyakit jantung yang, kumat
sewaktu-waktu. Apalagi bila sampai membawa petaka yang lebih fatal.
Bagi Pasien dia.betes
Bagi penderita kencing manis (diabetes melitus), kepatuhan terbadap
diet harus tetap di.jalani. Kalau saat lebaran ia yakin pelanggaran diet
atau makan melebibi porsinya. lebib bijaksana kalau tidak langsung
ditegur, tapi cukup diingatkan agar kebihannya tidak mencolok.
Penderita harus mawas diri dengan cara selalu mengontrol kadar
glukosa darahnya. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri di rumah
dengan cara tes urine. Dengan analisa air kencing ini diharapkan tidak
terjadi lonjakan gula darah sebagai akibat makan yang berlehihan.
Pengujian gula darah itu sehaiknya dilakukan 4 kali, yakni saat
bangun tidur, dua jam sesudah sarapan, dua jam setelah makan siang dan
sewaktu akan tidur malam. Patokannya kadar gula urine tidak boleh
mencapai positif tiga (+3). apalagi positif empat. Bila hasil dari 4
kali pemeriksaan itu 2 kali menunjukkan +2, sebaiknya kembali berdiet.
Meski di perlukan mengontrol gula darah, namun pada saat penderita
diabetes jnagan terlalu taku t makan sedikit melebihi takaran
sehari-hari. Menurut Rachmad, waIau terjadi kelebihan konsumsi, tetapi
bersifat sementara. Karena hari berikutnya ada puasa saat bulan syawal
bagi yang mau melakukannya. Bila hal ini dilaukan, selain mendapat
pahala besar juga menetralkan kelebihan konsumsi yang ada saat lebaran
sebelumnya.
Pengidap penyakit diabetes harus membatasi konsumsi gula, namun tidak
dianjurkan selama berlebaran itu, ia makan dan minum dengan pemanis
buatan. cara itu selain tidak banyak menolong Penderita, juga akan
merepotkan orang lain yang menjamunya. Akan lebih sopan (etis) kalau
yang bersangkutan meminta air bening. Karena masyarakat kita pun.
terutama yang kesadaran dietnya tinggi, banyak melakukan hal seperti
itu. Yakinlah bahawa tuan rumah tidak akan heran apalagi repot.
Bagi Penderita jantung
Seperti halnya Penyandang diabetes. pengidap penyakit jantung pun
perlu membatasi konsumsi makanan dalam bersantap lebaran. Pembatasan
yang dilakukan bahkan lebih ketat, terutama untuk makanan berlemak.
Selain pembatasan lemak, terutama lemak jenuh, perlu Pula membatasi
porsi makanannya sendiri.
Bagi Penderita ginjal
Penderita penyakit ginjal terutama selama lebaran. Juga perlu
membatasi konsumsi makanan terutama selama lebaran. Bukan berarti
penderita ini tak boleh mencicipi semua jenis hidangan, namun untuk
makanan sumber protein harus dikurangi porsinya daripa orang normal.
Menurut Rachmad. protein tetap dibutuhkan oleh penderita Penyakit
ginjal, baik pada saat lebaran ataupun pada hari biasa. Sumber protein
bagi penderita penyalit ginjal harus dipilih yang memiliki nilai biologi
tinggi, misalnya susu dan telur.
Meskipun susu itu penting, tetapi jarang ada orang menghidarkan
minuman ini saat lebaran. Demikian juga dengan telur. Lauk dengan harga
relatif murah itu agaknya kalah bersaing alias kalah pamor bila
disajikan saat lebaran. Lauk yang biasa disajikan saat lebaran adalah
daging ayam atau sapi. Dominasi itu tak terkecuali di desa maupun di
kota.
Penderita ginjal sama sekali tak boleh makan daging, namun jika tak
ada pilihan lain harus dibatasi seminimal mungkin. Sebaiknya tak
melebihi 40 gram, atau 2 potong kecil daging.
Konsumsi berlebihan bagi penderita gagal ginjal akan membawa Petaka,
yang menyebabkan peningkatan kadar ureum dalam darahnya. Ureum ini
merupakan hasil pemecahan tidak sempurna dari protein. Peningkatan kadar
ureum akan memperberat kerja ginjal, sehingga Penderita merasa mual,
pusing, dan tidak enak badan. Bila berlanjut, tubuh terutama wajah
penderita menjadi kebiru-biruan bahkan bisa pingsan.
Makanan Jenis lain seperti nasi, minuman manis, makanan berlemak, atau sayur dan buah tak ada pembatasan khusus. Namun
harus diingat, umumnya makanan tinggi lemaknya juga relatif tinggi
kadar proteinnya. Sehingga sering, untuk membatasi konsumsi protein,
maka lemak pun harus dibatasi.
Bagi penderita penyakit hati
Bagi penderita Penyakit hati, harus mengurangi lemak. Ini karena
lemak merupakan pekerjaan tambahan bagi hati. Konsumsi yang akan
memperberat keparahannya. Lemak Juga cenderung menimbulkan rasa mual dan
merangsang muntah.
Penderita Penyakit hati umumnya susah makan karena perasaan mudah
mual. Jadi, walau harus membatasi protein dan lemak, namun jumlah
konsumsinya jangan terlalu dikawatirkan. Karena jika mereka makan
banyak, perasaan mual dan ingin muntah akan memaksanya untuk berhenti
makan.
Selama berlebaran, kelompok Penderita ini dipersilahkan menyantap
makanan dan minuman yang mais sesukanya. Makanan jenis ini tak akan
berbahaya bagi penyakit mereka. Untuk makanan yang menimbulkan rasa tak
nyaman, misalnya sayuran, harus dibatasi karena efek mual yang akan
meningkat.
Bagi penderita maag
Penderita Penyakit maag pun tak terlalu berbahaya ikut merayakan
lebaran, namun harus tetap memperhatikan akibatnya terhadap pencernaan.
Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung gas dan makanan yang
merangsang. Frekuensi makan penderita lambung ini juga diperhatikan
dengan pola makan pada penyakit hati, yaitu sering dengan jumlah
sedikit.
Meski terjadi pelonjakan kasus diare pada saat lebaran, tetapi hal
itu bukan disebut tingginya intake gizi. Biasanya lebih banyak
disebabkan oleh salah makan, seperti makanan yang merangsang, banyak
santan, atau bisa juga karena kurang terjaganya kebersihan makanan.
Hindarilah minuman yang berasa masam.
Bagi yang tidak menderita, salah-salah makan juga dapat menimbulkan
Penyakit atau alergi. Jadi batasilah diri dalam hal makan dan minum
sesuai kebutuhan tubuh. Selamat Hari Raya Idul Firi. Semoga amal Anda
diterima Allah dan dapat merayakan kemenanaan ini dengan tenang, tanpa
sakit, tanpa stres, sehat lahir bathin Aamiin!
Pengirim : Tarmizi. B.Sc, S.PdWebsite :
0 komentar:
Posting Komentar