Social Icons

French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 02 Juli 2013

MENJADI JENIUS DENGAN MENGOPTIMALKAN MEMORI OTAK MANUSIA

 MENJADI JENIUS DENGAN MENGOPTIMALKAN MEMORI OTAK MANUSIA



Jenius biasanya dikaitkan dengan kecerdasan di atas rata-rata dan hanya dimiliki oleh orang-orang pilihan Tuhan. Bahkan tak heran jika anak jenius sering dikatakan sebagai anak ajaib. Betapa tidak, anak atau orang jenius ternyata mampu menangkap informasi dengan cepat, bertindak dengan tepat dan ditunjukkan dengan hasil karya yang memukau. Tingkat kreativitasnya tinggi dan imajinasinya luar biasa. Masalahnya, apakah benar jenius hanya dimiliki orang-orang tertentu yang sudah ditakdirkan Tuhan saja?

Jawabannya adalah tidak. Kenyataannya, setiap manusia berkesempatan untuk bisa menjadi jenius. Thomas Alfa Edison sang ilmuwan penemu lampu mengatakan bahwa jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Artinya jenius tidak datang begitu saja, melainkan diciptakan dengan kerja keras. Caranya dengan mengoptimalkan fungsi organ yang menjadi pusat dari semua pembelajaran, yaitu otak.

Otak memegang peranan penting dalam pembentukan kejeniusan seseorang. Jenius bukan hanya proses berpikir, tapi juga bertindak dengan cepat. Bukan hanya sel sensorik tapi juga motorik. Semua sel saraf otak diberdayakan dengan baik dan optimal. Segala macam informasi yang ditangkap oleh indra akan disimpan di dalam otak. Kemampuan menyimpan dan memanggil kembali informasi dengan cepat inilah yang dimiliki oleh orang jenius.

Merupakan fakta ilmiah bahwa otak memiliki 30 milliar neuron yang bekerja melebihi kemampuan komputer paling canggih di dunia. Dengan berat hanya ± 1,5 kg, ternyata otak mempunyai kapasitas memori yang super besar yaitu mencapai 30 – 70 trilliun giga. Kapasitas yang sangat memungkinkan bagi manusia untuk memasukkan segala informasi yang terekam oleh indra. Semuanya ditransfer dengan kecepatan hanya seperseribu detik. Wow! Kelebihan otak manusia yang dahsyat ini lebih dari cukup untuk menjadi wadah pengolahan informasi yang kemudian disebut sebagai proses berpikir. Inilah keajaiban sesungguhnya dari otak manusia. Pikiran manusia ternyata dapat menciptakan hubungan dengan pikiran orang lain di mana saja dan kapan saja. Baik disadari yang kemudian disebut pikiran sadar, maupun yang tidak disadari yang kemudian disebut pikiran bawah sadar. Inilah potensi terbesar manusia untuk bisa menjadi jenius. Kemampuan otak setiap manusia adalah sama. Bedanya hanya terletak pada kemampuan manusia untuk memanggil kembali informasi yang diserap otak. Pikiran bawah sadar manusia mendominasi memori otak yaitu menempati persentase 88%, sisanya digunakan dalam pikiran sadar manusia seperti berjalan, makan, belajar dan kegiatan lain yang kita lakukan secara sadar. Sementara perasaan manusia, luapan emosi dan pengalaman disimpan dalam pikiran bawah sadar manusia yang memiliki 70–100 trilliun gambar.

Memori otak manusia sebenarnya terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:

1.Memori jangka pendek, yaitu memori yang berlangsung antara 15 sampai 30 detik.

2.Memori kerja, yaitu memori yang berlangsung dalam beberapa menit hingga beberapa jam.

3.Memori perantara atau memori bawah sadar, merupakan gudang informasi yang menampung semua informasi yang terekam otak sebelum diteruskan ke memori jangka panjang.

4.Memori jangka panjang, yaitu memori yang berlangsung selamanya dan tidak terbatas.

Keempat jenis memori otak inilah yang menentukan seseorang dikatakan jenius, cerdas, pintar atau bahkan bodoh. Orang jenius mampu merekam semua informasi yang didapat hingga mencapai memori jangka panjang. Orang jenius juga memiliki kemampuan memanggil informasi yang tersimpan di memori perantara dengan cepat tanpa kesulitan sehingga melahirkan daya kreativitas dan imajinasi yang tinggi. Orang cerdas dan pintar mampu memanfaatkan memori kerja jauh lebih baik daripada memori lainnya. Meskipun tidak menutup kemungkinan memori jangka panjangnya optimal jika informasi diserap terus-menerus. Sementara orang yang tidak berlatih mengingat atau memanfaatkan otaknya termasuk orang yang bodoh. Orang semacam ini sama saja dengan menyia-nyiakan kecanggihan otak yang diberikan Tuhan. Informasi yang hanya sampai di memori jangka pendek sebenarnya tidak hilang tapi tersimpan di dalam memori bawah sadar kita. Pernahkah Anda merasa melihat wajah seseorang di suatu tempat, tapi lupa siapa orang itu dan dimana bertemu dengannya? Dengan berusaha memanggil kembali informasi tersebut dengan cara mengingatnya, lambat laun Anda akan mengingat orang tersebut.

Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan memori otak kita. Dengan berlatih secara kontinu, tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk menjadi jenius di suatu bidang.

1. Pengulangan
Kemampuan manusia menangkap dan memanggil kembali informasi dari dalam otak memang berbeda-beda. Semuanya bergantung dari faktor luar yang mempengaruhinya. Seperti lingkungan sekitar, keadaan psikologis, usia, tingkat kebahagiaan dan faktor lain yang mempengaruhi minat seseorang. Orang yang tergolong jenius selalu mempunyai jalan keluar dari permasalahan yang dihadapinya dan tidak pernah menyerah setiap kali mendapatkan tantangan baru. Berbeda dengan orang yang merasa dirinya tidak jenius. Terutama orang yang hanya mampu menyimpan informasi di memori jangka pendek. Dengan mengulang kejadian–kejadian pendek seperti menghafalkan nomor telpon atau menghafalkan materi pelajaran sekolah dan memahaminya, akan membuat otak merekam lebih intens sehingga dapat tersimpan di memori jangka panjang dalam waktu yang lama. Para juara olimpiade fisika dan matematika, pasti lebih sering mengulang pelajaran sekolah dan berlatih soal. Sehingga ketika dihadapkan dengan berbagai macam soal, memori jangka panjangnya akan dengan cepat memanggil informasi yang diinginkan.
Kemampuan mempelajari dan mengingat ini sebenarnya ada dua macam, yaitu fakta dan keterampilan. Memori fakta memudahkan seseorang untuk menghafal rute jalan, definisi kata, gambar grafik, bagian dari detail suatu sketsa, dan informasi lain yang berhubungan dengan fakta. Sementara memori keterampilan memudahkan seseorang untuk mempelajari cara bersepeda, membuat adonan kue, berjalan dan aktivitas motorik lainnya.
Tidak semua orang mempunyai memori fakta dan memori keterampilan yang sama besar. Kadang kita menjumpai orang yang bisa dengan mudah menghafal rute jalan tapi tidak tahu nama jalan tersebut, atau orang yang menghafal wajah orang tapi tidak tahu nama orang yang bersangkutan. Dengan rajin mengulang hal-hal yang dianggap penting, akan meningkatkan kemampuan otak menangkap dan memanggil informasi dengan cepat.

2. Keadaan emosi yang stabil
Tidak ada tindakan yang berakhir sukses jika kita melakukannya dalam keadaan labil (baca: tidak fokus, dalam keadaan marah, emosi, sedih). Keadaan labil cenderung memicu stres. Faktanya stres dalam waktu lama ternyata dapat melemahkan kemampuan otak. Hal ini disebabkan oleh terpecahnya atau tidak fokusnya informasi antar-neuron. Ibarat kata seperti jalinan bola yang semakin kusut. Orang yang sedih dan terpuruk, akan susah berpikir jernih sehingga sulit menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapinya. Begitu juga orang yang sedang marah. Dengan berusaha menstabilkan emosi, akan memudahkan otak berpikir logis dan tenang. Saraf otak atau neuron menjadi tidak tegang sehingga aliran informasi akan kembali lancar. Usahakan kondisi kita selalu termotivasi dan siaga, serta mampu mengendalikan emosi, karena keadaan seperti itulah saat yang baik untuk belajar.

Pengirim :
Website :  http://mjeducation.co

0 komentar:

Posting Komentar