Social Icons

French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 01 Juli 2013

Pesawat N 219 : Nyawa Baru Industri Pesawat Terbang Nusantara

Pesawat N 219 : Nyawa Baru Industri Pesawat Terbang Nusantara

 


Dalam satu tahun terakhir ini dunia penerbangan nasional diwarnai dengan berita-berita tentang sejumlah maskapai domestik yang berlomba dalam peremajaan armada mereka. Berbagai jenis pesawat terbang baru seperti Boeing 737-900ER, Boeing 737-800NG dan Airbus A320 akhirnya cukup mewarnai atau bahkan mendominasi pesawat-pesawat terbang yang beroperasi pada beberapa bandara (khususnya bandara besar) di Indonesia. Pada satu sisi itu adalah sesuatu hal yang wajar dalam persaingan bisnis jasa angkutan udara. Namun di sisi lain, maskapai penerbangan memang sudah seharusnya meremajakan armadanya sebagai bagian dari tanggung jawab untuk memberikan tingkat keamanan lebih, terutama mengingat tidak sedikit pesawat tua dengan usia di atas 20 tahun yang masih dioperasikan.

Terlepas dari pemberitaan tersebut, sebenarnya saat ini PTDI (PT. Dirgantara Indonesia) tengah dalam proses pembuatan pesawat terbang yang diklaim murni buatan dalam negeri sendiri. Pesawat terbang tersebut bernama N-219. Pada akhir 2008 telah dilakukan uji aerodinamika pada model pesawat ini. Kemudian uji aerodinamika yang kedua dilakukan pada tahun 2010 silam. Alhasil rancangan pesawat N-219 telah lolos dalam uji aerodinamika dalam kurun waktu sekitar 2 tahun tersebut.

N-219 merupakan pesawat terbang ringan yang memiliki karakter multiguna (multypurpose) meskipun tanpa dilengkapi dengan sistem tekanan pada kabin. Multiguna tersebut berarti bahwa pesawat terbang ini bisa digunakan untuk berbagai misi, seperti pesawat angkut sipil, pesawat angkut militer, pesawat kargo, pesawat penanggulangan bencana dan misi-misi yang lain. Dibandingkan dengan produk lain sekelasnya, pesawat N-219 memiliki ruang kabin yang paling luas. Selain itu, desain pintu yang dibuat fleksibel memudahkan operator dalam proses bongkar muat barang. 

Pesawat terbang yang akan dibanderol dengan harga 4 juta dolar USD ini mampu lepas landas hanya dengan panjang landasan 500 hingga 600 meter, serta mendarat pada landasan dengan panjang di bawah 500 meter. Oleh karena itu pesawat N-219 sangat cocok untuk dioperasikan pada daerah pedalaman yang berbukit-bukit, yang mana biasanya hanya memiliki fasilitas landasan terbatas. Indonesia terutama bagian timur memiliki karakter wilayah seperti itu sehingga merupakan pasar yang sangat potensial bagi pesawat tersebut.

Seperti pesawat terbang lainnya (terutama untuk pesawat fix wing) yang pernah dibuat di PTDI, nama N-219 juga memiliki arti. Huruf “N” yang merupakan kependekan dari kata “nusantara” memberikan arti bahwa pesawat terbang ini asli buatan Indonesia. Angka “2” menjelaskan bahwa pesawat terbang ini ditenagai dengan 2 buah engine yang terpasang pada 2 sayapnya. Sementara itu, angka “19” menjelaskan bahwa nantinya pesawat terbang ini akan didesain dengan 19 tempat duduk penumpang (khususnya untuk versi angkut sipilnya).

PTDI dan Pemerintah mesti bisa mengambil pelajaran berharga dari kisah sedih di masa silam. Kalau dulu dengan N-250 nya, PTDI sempat gagal di tengah jalan, maka 1 atau 2 tahun ke depan industri pesawat yang ada di Bandung ini harus sukses menjadikan N-219 sebagai sebuah “nyawa baru” yang akan menjadi mercusuar dalam pengembangan pesawat-pesawat berikutnya.

Pengirim :
Website  : http://mjeducation.co

0 komentar:

Posting Komentar