Tulisan Itu Layaknya Sebuah Sihir
Di tengah pesatnya laju informasi, media internet
menjadi akrab di tengah masyarakat. Berbagai informasi baik itu positif
maupun negatif begitu mudah diakses para penggunanya mulai dari
anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Namun sayang, kemudahan akses
informasi tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran para penggunanya
sehingga tak sedikit dari para pengguna internet yang tidak bisa
memanfaatkannya dengan bijak bahkan sebagian cenderung
menyalahgunakannya.
Salah satu fenomena yang menggambarkan kurangnya
kesadaran memanfaatkan media internet adalah budaya asal posting yang
sering kita lihat baik pada konten blog/website maupun pada
dinding-dinding situs jejaring sosial. Demi mendapatkan traffic
yang banyak pada blog (yang ujung-ujungnya untuk meraup “dolar” lewat
blog tersebut), mereka mengisi blog-blognya dengan konten yang
mengandung muatan pornografi (vulgar), gosip, ajakan yang mengarah pada
pergaulan bebas, atau perdebatan-perdebatan yang bersifat remeh serta
jauh dari sifat mendidik. Singkat kata mereka menghalalkan segala hal
demi mendatangkan pundi-pundi dolar ataupun sekadar untuk melampiaskan
hobinya saja.
Sedangkan pada para pengguna situs media sosial
seperti facebook misalnya, mereka lebih banyak menggunakannya untuk
iseng atau sekadar saling sapa yang tak lebih dari basa-basi belaka.
Kita dapat melihat pada dinding facebook kebanyakan mereka meng-update
statusnya dengan tulisan-tulisan “galau” yang sama sekali tidak
bermanfaat selain hanya sebagai bentuk keluhan-keluhan yang justru
mengungkapkan “kebodohannya” sendiri.
Tulisan itu layaknya sebuah “sihir”. Barangkali itu
sebuah pengibaratan yang menggambarkan betapa sebuah tulisan dapat
mempengaruhi perasaan (jiwa) maupun pemikiran orang yang membacanya.
Pada dasarnya tulisan merupakan sebuah opini yang disampaikan oleh
seorang penulis. Pengaruhnya terhadap pembaca bagai dua sisi mata uang,
bisa positif ataupun negatif bergantung muatan dari tulisan tersebut.
Sehingga pendapat bahwa tulisan dapat mempengaruhi pembaca, entah
sedikit atau banyak, lama atau sebentar, adalah fakta yang tak dapat
ditolak.
Pada prinsipnya, tingkah laku seseorang secara
langsung dipengaruhi oleh apa yang ada di kepalanya (otak atau pola
pikirnya). Sedangkan pemikiran manusia dipengaruhi oleh opini yang ia
dapatkan dan kemudian ia benarkan (ia yakini). Sehingga secara lebih
luas tingkah laku suatu masyarakat sangat dipengaruhi opini umum yang
berkembang di masyarakat yang antara lain dipengaruhi tulisan-tulisan
pada media internet.
Sungguh seorang penulis bertanggung jawab terhadap
apa yang ditulis dan dipublikasikannya, karena itu sama halnya dengan
menanamkan sebuah opini pada para pembaca (masyarakat) di mana opini
inilah yang akan membentuk sebuah kecenderungan perilaku masyarakat
(cenderung baik atau sebaliknya). Sebuah postingan/tulisan yang mengajak
pada perihal negatif adalah ibarat sebuah “dosa” investasi, yang mana
“dosa” itu akan terus mengalir selama masih ada yang membaca sehingga
membuatnya terpengaruh, baik pengaruh itu besar atau kecil. Sebaliknya,
tulisan yang mengandung informasi bermanfaat, menginspirasi untuk
bersemangat atau ajakan yang positif akan berbuah “pahala” yang sifatnya
investasi pula, yang mana selama ada orang membaca dan mendapatkan
manfaat kebaikannya maka penulis akan mendapatkan “pahala” tersebut.
Untuk itu, marilah manfaatkan kemampuan menulis kita
untuk membangun opini yang baik di tengah masyarakat melalui untaian
kata yang lahir dari ketajaman pikiran dan kedalaman hati yang bersih.
Pada akhirnya kita dapat membangkitkan suatu masyarakat dari kemerosotan
dengan opini-opini positif yang disebarkan lewat tulisan.
Pengirim :
Website : http://mjeducation.co
0 komentar:
Posting Komentar